Peringati Hari Anak Nasional 2020, Frisian Flag Indonesia Ajak Orang Tua Jaga Kesehatan dan Kebahagiaan Anak di rumah

Our Milkpedia

Berita

Aug 04, 2020

Peringati Hari Anak Nasional 2020, Frisian Flag Indonesia Ajak Orang Tua Jaga Kesehatan dan Kebahagiaan Anak di rumah

Peringati Hari Anak Nasional 2020, Frisian Flag Indonesia  Ajak Orang Tua Jaga Kesehatan dan Kebahagiaan Anak di rumah

Belajar dan bermain ditengah pandemi cenderung membuat anak-anak jenuh karena hanya bisa beraktivitas di dalam rumah sepanjang hari. Selain itu, asupan gizi seimbang menjad[ salah satu faktor penting dalam menjaga  kesehatan mereka. Hal ini menjadi tema yang menarik untuk diulas FFI bersama, para pakar dan rekan-rekan media dalam sebuah diskusi daring bertajuk “Jaga kesehatan, Gembira Belajar di Rumah, Bebas Stres” sekalligus memperingati Hari Anak Nasional 2020 yang jatuh pada tanggal 23 Juli.  


Pada diskusi daring kali ini, FFI menggandeng para pakar dari dunia kesehatan dan psikologi keluarga serta parenting, yaitu Dokter Tumbuh Kembang Anak, Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA (K), Psikolog Keluarga, Ajeng Raviando, serta pengajar, Gezta Pattiasina, dan dipandu oleh Parenting Influencer sekaligus Co-founder Parentalk.id, Nucha Bachri. Pada kesempatan kali ini, FFI bersama para pakar mengulas tentang peran penting orang tua dalam menjaga kesehatan dan menjadikan lingkungan rumah yang edukatif sekaligus menyenangkan bagi tumbuh kembang anak.

“Frisian Flag Indonesia selalu berkomitmen untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dan aktif bergerak agara sehat jiwa dan raga. Kami juga terus berupaya untuk memberikan edukasi literasi gizi dan parenting untuk mendukung terbentuknya keluarga-keluarga Indonesia yang kuat. Di tengah masa sulit saat ini, FFI mengajak orang tua untuk selalu semangat menghadapi berbagai tantangan untuk memenuhi kebutuhan anak terutama kesehatan, pendidikan dan kebahagiaannya,” papar Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

Perayaan Hari Anak Nasional dimaknai FFI sebagai salah satu bentuk dukungan kepada anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, kuat, cerdas dan bahagia. Penyelenggaraan diskusi ini diharapkan dapat membantu orang tua memperoleh informasi dari para pakar dalam menghadapi kebiasaan baru.

Sejalan dengan visi dan misi Menteri  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Drs. Hendra Jamal’s, M.Si mengatakan bahwa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak dan keluarga.  “Menjaga kualitias air bersih dan sanitasi keluarga, memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya, tetap melakukan kegiatan fisik dari rumah, menerapkan pola hidup sehat, memantau pertumbuhan anak di posyandu dan mematuhi protocol kesehatan,” jelasnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Dr. dr. Ahmad Suryawan yang mengatakan bahwa kondisi ini merupakan tantangan zaman bagi orang tua dan anak, salah satunya adalah menghadapi masa transisi atas perubahan pola hidup yang besar akibat pandemi.

“Menjadi sangat penting bagi orang tua untuk menjagga kesehatan semua anggota keluarga dengan menjaga kesehatan dan membangun sistem imun tubuh yang kuat dengan mengonsumsi gizi seimbang termasuk beragam makanan, serta susu yang merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik yang mudah diserap tubuh, demi membantu terpenuhinya kebutuhan gizi harian sang buah hati,” ungkapnya.

Bukan hanya kondisi kesehatan fisik yang menjadi perhatian orang tua dalam menghadapi kebiasaan baru di era pandemi ini. Kondisi yang mengharuskan anak belajar dan bermain hanya didlam rumah membuat mereka sering merasa bosan. Oleh karena itu, Psikolog Peluarga, Ajeng Raviando juga mengajak para orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan mental anak-anak mereka .“Orang tua harus mengetahui kepribadian anak dan menyesuaikan metode pengajaran berdasarkan karakteristik anak. Hal ini dilakukan untuk menyikapi dan menjadikan rumah sebagai lingkungan edukatif yang menyenangkan dan menghadirkan kegembiraan bagi anak-anak, mengelola energi dan emosi untuk mengelola stres dengan baik, akan membantu memberikan kenyamanan anak-anak belajar di rumah” jelas Ajeng.

Peringatan HAN tahun ini menjadi sebuah momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak, termasuk orang tua yang menjadi mitra penting bagi para guru saat belajar di rumah.

“orang tua harus memberikan dukungan, motivasi, pembiasaan serta penerapan disiplin positif untuk anak, dengan cara mendampingi dan membuat proses belajar yang menyenangkan di rumah. Misalnya, dengan menggunakan mainan atau barang-barang rumah lain yang aman untuk anak dalam proses belajar mengajar. Selain itu, agar anak tetap antusias belajar daring, orang tua dapat membuat kesepakatan bersama seperti seperti kesepakatan masalah waktu, kapan dia perlu belajar dan kapan dia bisa bermain. Bisa juga kesepakatan dibuat menggunakan tabel yang sederhana tentang jadwal-jadwal anak,"  papar Gezta.