Laktosa Adalah Nutrisi dalam Susu, Apa Efeknya Bagi Tubuh?

Banner
| 01 Nov 2019

Laktosa Adalah Nutrisi dalam Susu, Apa Efeknya Bagi Tubuh?

Laktosa Adalah Nutrisi dalam Susu, Apa Efeknya Bagi Tubuh?

Laktosa adalah salah satu jenis gula yang dapat ditemukan dalam susu atau produk yang mengandung susu di dalamnya. Pada dasarnya, sebagian besar susu yang Anda konsumsi mengandung laktosa. Itulah sebabnya, pembahasan mengenai laktosa adalah jenis gula yang erat kaitannya dengan susu dan produk olahannya.

Menurut World Gastroenterology Organization (WGO), laktosa adalah gula yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Keduanya merupakan jenis gula yang lebih sederhana dan digunakan oleh tubuh secara langsung sebagai sumber energi. Sederhananya, laktosa adalah gula yang dipecah oleh enzim bernama laktase di dalam tubuh menjadi glukosa dan galaktosa.

Lebih lanjut, glukosa dari hasil proses pemecahan laktosa adalah gula yang bisa ditemukan dalam jenis makanan lainnya, tetapi galaktosa hanya terdapat dalam laktosa saja. Galaktosa dalam laktosa adalah gula yang bermanfaat untuk berbagai fungsi biologis anak. Maka dari itu, dalam masa tumbuh kembang anak, mereka membutuhkan asupan susu untuk mengoptimalkan fungsi tubuh agar lebih optimal. 

Kandungan nutrisi dalam susu dapat mendukung tumbuh kembang anak dan memelihara kesehatan, Namun di beberapa orang ada yang merasa mual dan kembung setelah minum susu. Nah, apakah Anda sendiri pernah setelah minum susu merasa mual, perut kembung, badan gatal-gatal atau tidak enak badan?

Bila Anda pernah mengalami hal tersebut, mungkin bisa ada 2 kemungkinan, Anda mengalami intoleransi laktosa atau alergi susu. Baik alergi susu maupun intoleransi laktosa adalah 2 kondisi yang mengganggu kesehatan pencernaan dan tubuh secara keseluruhan. 

Alergi susu dan intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan pencernaan yang sering dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda lho. Yuk, kenali pembahasan tentang alergi susu dan intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang kerap dialami anak-anak hingga orang dewasa. 

Baca Juga : Resep Roti Maryam Rumahan – Resep Mantul (Manis Nikmat Dalam Tujuh Langkah)

Intoleransi Laktosa

Intolerance lactose atau dikenal juga dengan intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan usus memecah gula alami yang dikenal dengan laktosa. Ketidakmampuan usus kecil memecah laktosa menjadi gula lebih sederhana, yaitu jadi glukosa dan galaktosa ini membuat laktosa berubah menjadi gas, dengan adanya gas ini menyebabkan muncul berbagai gejala masalah pencernaan seperti:

  • Diare
  • Sakit perut
  • Perut terasa kembung
  • Mual
  • Kram perut
  • Sering buang angin

Nah, yang membuat perut Anda merasa kurang nyaman setelah minum susu karena kandungan laktosa adalah gas tersebut. Namun perlu dicatat, bahwa tidak semua penderita intoleransi laktosa dapat mengalami gejala-gejala di atas karena setiap orangnya dapat mengalami gejala yang berbeda-beda, dan tingkat keparahan gejala yang disebutkan di atas tergantung pada seberapa banyak laktosa yang telah dikonsumsi. Itulah sebabnya, penting bagi Anda untuk mengetahui penjelasan intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan pencernaan yang perlu dipahami gejala dan cara penanganannya. 

Umumnya laktosa adalah gula yang ada dalam kandungan susu hewani dan produk olahannya seperti yogurt dan keju. Beberapa gejala intoleransi laktosa adalah munculnya perut kembung, diare, mual, sering buang angin, dan kram perut yang dapat dirasakan antara 30 menit hingga dua jam setelah mengonsumsi susu atau makanan yang mengandung susu. 

Namun, yang dapat membedakan antara alergi susu dengan intoleransi laktosa adalah perbedaan efek yang dapat terjadi ketika Anda selesai minum susu. Biasanya, orang yang memiliki alergi susu bisa merasakan gejala yang lebih parah dibandingkan orang dengan intoleransi laktosa. Penyebab kondisi intoleransi laktosa adalah munculnya beberapa faktor pemicu sesuai dengan jenisnya. 

Baca Juga : Resep Breakfast Cup

Penyebab Intoleransi Laktosa Berdasarkan Jenisnya

Seperti yang telah dijelaskan, intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Bahkan, intoleransi laktosa adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor pemicu. Nah, faktor pemicu ini muncul karena penyebab intoleransi laktosa adalah jenisnya itu sendiri. Berikut ini beberapa jenis intoleransi laktosa yang perlu Anda ketahui, antara lain:

  1. Intoleransi laktosa primer

    Intoleransi laktosa primer merupakan jenis intoleransi laktosa yang banyak ditemukan di dunia. Laktosa adalah gula yang dipecah dengan bantuan enzim pencernaan yang disebut laktase. Nah, setiap orang akan menghasilkan cukup laktase untuk memecah laktosa di dalam tubuh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. 

    Namun seiring berjalannya waktu kemampuan menghasilkan laktase ini menurun, terjadinya hal ini disebabkan karena sudah lama berhenti minum susu dan gejalanya muncul setelah dewasa minum susu kembali. 

  2. Intoleransi laktosa sekunder

    Terjadinya intoleransi laktosa sekunder ini disebabkan karena efek samping dari operasi pada usus halus, penyakit pencernaan atau karena mengonsumsi obat tertentu. Seperti yang diketahui, laktosa adalah gula dari susu dan produk olahannya yang akan dipecah di dalam tubuh. Akan tetapi, bagi orang yang mengalami intoleransi laktosa sekunder, maka ia akan mengalami muntaber, infeksi ini membuat kerusakan sementara bagi usus, termasuk usus halus. Orang yang pernah mengalami muntaber akan mengalami mual, muntah hingga diare bila mengonsumsi makanan atau minuman mengandung laktosa.

  3. Intoleransi laktosa keturunan

    Laktosa adalah jenis gula yang banyak ditemukan pada produk susu. Susu merupakan sumber protein hewani yang baik bagi tubuh. Namun, bagi orang yang mengalami intoleransi laktosa keturunan, laktosa tidak akan diserap dengan baik. 

    Untuk intoleransi laktosa keturunan ini penyebabnya karena tubuhnya memang dari lahir tidak bisa membuat enzim laktase. Kelainan genetik ini bisa terjadi karena keturunan dari kedua orangtuanya. 

  4. Intoleransi laktosa dalam masa perkembangan

    Dalam masa perkembangan Intoleransi laktosa jenis ini terjadi karena belum sempurnanya perkembangan usus bayi saat dilahirkan. Kondisi ini biasa terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur. Itulah sebabnya, laktosa adalah salah satu faktor yang menyebabkan ia mengalami sejumlah gangguan kesehatan, seperti perut kembung, mual, muntah, diare, hingga kram perut. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena intoleransi laktosa jenis ini biasanya hanya berlangsung sementara dan membaik seiring bertambahnya usia bayi.

Seperti yang Anda ketahui, laktosa adalah jenis gula yang sebenarnya baik bagi tubuh. Akan tetapi, laktosa adalah salah satu penyebab munculnya gangguan pencernaan bagi sebagian orang. Itulah sebabnya, Anda perlu lebih cermat sebelum mengonsumsi produk susu dan sejenisnya. 

Setelah mengetahui penjelasan mengenai laktosa adalah nutrisi yang dapat memicu kondisi intoleransi laktosa, lantas bagaimana dengan alergi susu? Simak penjelasannya berikut ini. 

Alergi Susu

Apakah alergi susu dan intoleransi laktosa adalah penyakit yang sama? Mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya akan hal tersebut. Kedengarannya, alergi susu dan intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang sama, ya?

Padahal, alergi susu dan intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang berbeda lho. Alergi susu secara sederhana adalah respon yang tidak normal dari sistem kekebalan tubuh terhadap susu atau produk berbahan susu. Kebanyakan alergi susu ditemukan pada anak-anak, namun tidak menutup kepada orang dewasa atau remaja juga bisa alergi susu. 

Intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang sering dialami oleh bayi, anak-anak, sampai orang dewasa. Sedangkan, alergi susu lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak karena sistem imunnya belum berkembang secara maksimal. 

Bagaimana Gejala Alergi Susu?

Intoleransi laktosa adalah penyakit yang bisa diidentifikasi dari gejala yang muncul, begitu pula dengan alergi susu. Ada beberapa gejala yang langsung muncul setelah minum susu, seperti:

  • Gatal-gatal di sekitar mulut dan bibir
  • Bengkak pada bibir ataupun lidah
  • Amandel
  • Batuk
  • Sesak nafas

Ada juga gejala yang muncul setelah beberapa jam setelah minum susu, seperti:

  • Muntah
  • Diare
  • Perubahan warna pada kulit
  • Dan yang terakhir gejala alergi susu bisa juga muncul di esok harinya, seperti mata berair, pilek, dan diare.

Nah, jadi Anda sudah tahu kan beda keduanya? Secara sederhana intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan sangat berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa adalah penyakit yang tidak berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, melainkan hanya kemampuan usus memecah laktosa saja. Laktosa adalah nutrisi yang tidak bisa dicerna dengan baik oleh sebagian orang dan justru memicu efek samping.

Sedangkan, alergi susu adalah masalah sistem kekebalan tubuh dalam menerima protein susu. Meskipun di beberapa kasus gejala yang muncul itu sama seperti mual dan muntah, tapi bukan berarti penyebabnya sama.

Baca Juga : Resep Kue Ombus-ombus Khas Sumatera Utara

Cara Mengatasi Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa

Alergi susu dan intoleransi laktosa adalah 2 gangguan kesehatan yang perlu diatasi dengan cara berbeda. Di antara kedua hal ini, intoleransi laktosa adalah gangguan kesehatan yang lebih mudah ditangani, yaitu dengan cara memilih dan membatasi jumlah makanan dan minuman yang Anda konsumsi jika mengandung susu di dalamnya. 

Namun, jika Anda alergi dengan susu, Anda bisa coba beberapa tips di bawah ini:

  1. Hindari makanan ataupun minuman yang mengandung susu sapi

    Tidak hanya menghindari makanan ataupun minuman yang mengandung susu, Anda juga harus menghindari berbagai jenis turunan susu, ya. Seperti yang telah dibahas, laktosa adalah jenis gula yang bisa ditemukan dalam setiap produk susu. Namun, Anda bisa meminimalisir kondisi alergi dengan mencoba es krim dan susu yang dikurangi laktosa, ataupun mengonsumsi suplemen enzim laktase ketika Anda ingin mengonsumsi produk yang mengandung susu.

    Hal tersebut berguna untuk membantu tubuh agar mencerna laktosa. Eits, untuk Anda yang memiliki alergi susu, sebaiknya Anda benar-benar menghindari semua makanan yang mengandung produk susu ya, karena sampai saat ini masih belum ada cara pasti untuk mengobati alergi makanan selain menghindari untuk mengonsumsi makanan tersebut.

  2. Cek label pada kemasan makanan dan minuman

    Beberapa makanan yang memiliki label aman juga belum tentu benar-benar terbebas dari kandungan susu ataupun turunannya, lho. Jadi Anda harus benar-benar teliti dalam memilih makanan dan minuman yang hendak Anda konsumsi dengan membaca label makanan, walaupun jika sudah dituliskan non-dairy ataupun milk-free, karena tidak semuanya bebas dari kandungan susu. Berikut makanan dan minuman yang mengandung susu sapi:

    • Butter
    • Mentega
    • Keju
    • Krim
    • Kasein
    • Custard
    • Lactoferrin
    • Lactose
    • Lactulose
    • Susu (segala jenis, contoh: low fat, skim)
    • Lactalbumin
    • Hydrolysate
    • Whey
    • Sour cream
    • Yoghurt

Protein susu ditemukan dalam banyak makanan bahkan yang tidak Anda sangka sekalipun. Contohnya seperti beberapa tuna kaleng, minuman berenergi, dan bahkan permen karet. jadi Anda harus lebih teliti untuk mengecek terlebih dahulu makanan yang ingin Anda konsumsi, ya.

  1. Konsumsi makanan/minuman alternatif selain susu sapi

    Jika Anda kesulitan untuk tidak mengonsumsi susu, ada beberapa alternatif makanan ataupun minuman yang bisa Anda konsumsi saat ini. Pernah mendengar susu kelapa dan susu almond? Yup, keduanya bisa Anda konsumsi sebagai pengganti susu sapi dengan rasa yang tetap nikmat. Anda bisa pilih susu almond tanpa pemanis. Nutrisi susu almond yang dibeli di toko juga biasanya mencakup sejumlah besar vitamin E, vitamin D, dan kalsium.

  2. Memasak sendiri di rumah

    Apakah penderita intoleransi laktosa akan kekurangan nutrisi, karena tidak mengonsumsi susu? Karena banyak sekali kandungan nutrisi dalam susu, mulai dari vitamin, protein, dan kalsium. 

Karena alergi susu dan intoleransi laktosa adalah 2 kondisi yang berbeda, maka penanganan intoleransi laktosa adalah dengan mengatur pola makan, mengonsumsi suplemen tambahan. Kurangi makanan yang menggunakan olahan susu, dan bila Anda ingin mengonsumsi susu bisa dengan ukuran yang tidak terlalu banyak dan waktu yang tepat.

Baca Juga : Kebutuhan Jasmani Untuk Mendukung Gaya Hidup Sehat

Kapan harus ke dokter?

Bila Anda mengalami hal-hal di atas jangan langsung mendiagnosa sendiri ya, pastikan Anda ke dokter untuk melakukan pengecekan untuk mengetahui Anda menderita intoleransi laktosa atau alergi susu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi, karena gejala intoleransi laktosa memiliki kemiripan dengan gejala alergi protein susu sapi, irritable bowel syndrome (IBS), radang usus, dan penyakit celiac. Anda bisa konsultasikan dengan dokter spesialis gizi mengenai pola diet yang tepat. 

  • Diagnosis Intoleransi Laktosa

    Dokter dapat menduga pasien jika mengalami intoleransi laktosa dengan mengetahui gejala yang dialami pasien. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti berikut ini:

  • Tes toleransi laktosa

    Dalam tes ini, Anda akan diminta untuk mengonsumsi minuman tinggi laktosa (gula). Kemudian, 2 jam setelahnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah. Jika kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, artinya tubuhmu tidak menyerap laktosa dengan baik.

  • Tes toleransi susu

    Tes toleransi susu bertujuan untuk mengukur kadar gula darah. Sebelum tes ini dilakukan, Anda akan diminta untuk mengonsumsi segelas (500 ml) susu. Jika kadar gula darah tidak meningkat setelah mengonsumsi susu, dapat diduga Anda menderita intoleransi laktosa.

Diagnosis Intoleransi Laktosa

Dokter dapat menduga pasien mengalami intoleransi laktosa dengan mengetahui gejala yang dialami pasien. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Tes toleransi laktosa

    Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk mengonsumsi minuman tinggi laktosa (gula). Kemudian, 2 jam setelahnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah pasien. Jika kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, artinya tubuh pasien tidak menyerap laktosa dengan baik.

  • Tes toleransi susu

    Tes toleransi susu bertujuan untuk mengukur kadar gula darah pasien. Sebelum tes ini dilakukan, pasien akan diminta untuk mengonsumsi segelas (500 ml) susu. Jika kadar gula darah pasien tidak meningkat setelah mengonsumsi susu, dapat diduga pasien menderita intoleransi laktosa.

    Baca Juga : Resep Es Kopyor Jelly, Hidangan Nikmat Pelepas Dahaga

  • Tes kadar hidrogen

    Dokter akan meminta pasien untuk berpuasa beberapa jam sebelum tes, lalu pasien akan diminta untuk mengonsumsi minuman dengan kadar laktosa tinggi. Kemudian, dokter akan mengukur kadar hidrogen dalam napas pasien setiap 15 menit selama beberapa jam.

  • Tes keasaman feses

    Tes ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa pada bayi atau anak-anak, mengingat tes lain akan lebih sulit diterapkan ke mereka.

    Tes keasaman feses dilakukan dengan mengukur kadar asam laktat di sampel feses pasien. Asam laktat ini dapat terbentuk akibat proses fermentasi laktosa yang tidak tercerna. Jadi, jika terdapat asam laktat di feses, dapat diduga pasien mengalami intoleransi laktosa.

Baca Juga : Resep Es Barnebon Khas Sumatera Selatan

Nah, itu dia beberapa penjelasan tentang perbedaan alergi susu dan intoleransi laktosa. Penanganannya cukup berbeda, bukan? Anda bisa berkonsultasi langsung dengan tenaga medis jika mengalami gejala seperti yang telah dibahas, ya.

Intoleransi Laktosa bisa tetap mengonsumsi susu, lho, jika Anda tau waktu kapan mengonsumsi dan takaran yang sesuai, seperti Frisian Flag Purefarm Flavour Milk 225 ml.

Artikel Terkait