FRISIAN FLAG® Terbangkan Belasan Peternak Muda ke Belanda, Gali Ilmu Manajemen Peternakan yang Baik dan Berkelanjutan
Keduabelas peternak muda pemenang program Young Progressive Farmer Academy telah mendarat di Belanda pada September lalu untuk mengikuti pelatihan manajemen peternakan yang baik dan berkelanjutan. Sebelumnya, mereka telah melewati proses seleksi business plan dari 36 finalis dan 101 proposal yang terkumpul yang berasal dari 14 kabupaten di 3 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Mereka sangat antusias membagikan pengalamannya saat mempelajari praktik peternakan terbaik yang didapatkan langsung dari peternak sapi perah Belanda. Tak terkecuali Kristianti (23 tahun), peternak anggota KPSBU Lembang, Jawa Barat ini sudah beternak sapi perah lebih dari 5 tahun. Sehari-hari dia berbagi peran dengan suaminya dalam mengurus 13 ekor sapi ternaknya.
“Banyak hal yang saya pelajari di peternakan Jos di Belanda ini. Kalau saya dan suami berdua mengurus 9 ekor sapi laktasi dan 4 ekor anakan, Jos ternyata mampu bekerja dengan istri dan anaknya untuk mengelola >200 ekor sapi perah dan lahan peternakan. Saya belajar bagaimana disiplin dan kecermatan dalam mengelola pekerjaan sehari-hari di kandang dapat membantu kita bisa bekerja dengan lebih efisien,” ungkap Kristianti.
Lain cerita dengan Mirza Azmi (29 tahun), peternak yang bergabung di koperasi Rukun Santoso di Jawa Timur ini beternak sapi perah kurang dari lima tahun. Hingga saat ini, dia memiliki 18 ekor sapi perah, terdiri dari 12 ekor sapi laktasi dan 6 ekor anakan. Peternakannya berjalan di lahan sewaan seluas 10.000m2 dengan luas lahan kandang 1.600m2. Lulusan ITB ini bahkan sudah melengkapi fasilitas peternakannya dengan chopper untuk penyediaan pakan dan pakan hijauan sudah menggunakan silase. Kotoran ternak kemudian diolah menjadi kompos agar lebih ramah lingkungan.
“Keterlibatan saya di dunia peternakan sapi perah karena saya percaya industri ini punya potensi yang sangat besar, tapi anak muda jarang meliriknya. Bagi saya ini adalah kesempatan, karena kebutuhan susu sapi segar di dalam negeri masih sangat tinggi dan saya bisa memanfaatkan situasi ini. Apa yang saya dapat di Belanda sangat bermanfaat dan bahwa kita juga bisa membangun peternakan yang berkelanjutan. Kami mendapat ilmu pengetahuan baru mulai dari kebiasaan baik kecil hingga inovasi sederhana untuk dapat diterapkan sehingga semakin semakin percaya diri menggunakan teknologi untuk mendukung operasional peternakan,” kata Mirza.
Dairy Development and Project FDOV Manager PT Frisian Flag Indonesia, Akhmad Salwadi mengatakan, kunjungan ke peternakan di Belanda adalah salah satu pendorong semangat yang kami berikan kepada para peternak muda pemenang dalam YPFA 2023. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilmu dan mempelajari praktik peternakan berkelanjutan terbaik di dunia yang telah dijalankan oleh para peternak di Belanda.
“Selama hampir 2 pekan, keduabelas peternak muda dibagi dalam tiga kelompok dan tinggal bersama keluarga di tiga peternakan Belanda yang berbeda. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi penyemangat pemenang untuk meningkatkan pengelolaan peternakan sapi milikinya menjadi lebih baik dan mengembangkannya sehingga tidak hanya jumlah populasi yang bertambah, tapi hasil susu perah semakin berkualitas sehingga pendapatan juga bertambah besar,” ungkap Akhmad.
Dalam lawatannya ke peternakan di Belanda, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Peternakan Tri Melasari menilai kunjungan ini sangat positif dan memberi perspektif yang lebih luas tentang profesi peternak.
“Peternakan di Belanda sudah sangat maju dan secara optimal memanfaatkan teknologi. Peternak-peternak muda pemenang YPFA dapat mengambil hal-hal positif yang dipelajari di Belanda, menerapkan teknologi yang dapat diterapkan di peternakannya sendiri dan berbagi dengan para peternak lainnya. Peternak sapi perah adalah profesi penting yang dapat membantu meningkatkan produksi susu dalam negeri untuk kemudian menghasilkan produk-produk yang bergizi bagi masyarakat,” ujar Tri Melasari.
Data terkini menyebutkan sebaran tertinggi usia peternak sapi perah adalah 50-55 tahun. Kondisi ini tentunya akan mengancam masa depan peternakan sapi perah dan industri susu nasional. Isu regenerasi peternak sekaligus meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan serta pengembangan bisnis mereka dari skala kecil ke menengah memerlukan upaya bersama sebagai bentuk dukungan kepada para peternak sapi perah Indonesia.
Sebagai koperasi susu terbesar di dunia yang menaungi peternak sapi perah di Belanda, Jerman, dan Belgia, FrieslandCampina akan terus berupaya memberikan nutrisi terbaik serta meningkatkan kesejahteraanpeternak sapi perah melalui program kemitraan dan edukasi yang berkelanjutan.
“Tentu sejalan dengan FrieslandCampina sebagai induk perusahaan, FFI dengan merek FRISIAN FLAG® yang telah hadir lebih dari 100 tahun dan hingga kini tetap menjadi merek favorit konsumen memiliki visi Nourishing Indonesia to Progress. Melalui komitmennya, FFI turut aktif berkontribusi kepada kemajuan bangsa dalam menyediakan produk-produk bergizi bagi jutaan keluarga Indonesia, mendukung mitra peternak dalam peningkatan kesejahteraan melalui berbagai macam program salah satunya program YPFA. Dalam pengoperasiannya, FFI senantiasa melakukan bisnis yang berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih Sehat, Sejahtera, dan Selaras.” tutup Corporate Communications Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah.